ABU NAWAS DIKELABUI KELEDAINYA YANG MALAS

Assalamualaikum semuanya semoga Allah senantiasa memberikan keberkahan kepada kita semuanya amin ya robbal alamin suatu hari Abu Nawas pergi ke pasar dengan mengendarai keledainya setelah menempuh perjalanan yang cukup lumayan jauh sampailah Abu Nawas di sebuah pasar kemudian ia langsung menuju toko untuk membeli sekarung garam garam tersebut Lalu diletakkan di atas punggung keledainya Ayo kita pulang ucap Abu Nawas kepada si Keledai Abu Nawas lantas berjalan sambil menuntun keledai yang berada di belakangnya dalam perjalanan pulang si Keledai merasakan beban yang berat hingga membuatnya agak kelelahan ditambah panasnya terik matahari yang kala itu sangat menyengat Begitu juga dengan yang dirasakan 


Abu Nawas pakaiannya sampai basah oleh keringat di tengah perjalanan Abu Nawas memutuskan beristirahat sebentar duduk di pinggiran sungai sementara si Keledai yang tak kuasa menahan panasnya matahari langsung menceburkan dirinya ke sungai ia berendam agak lama yang membuat sekarung garam yang dibawanya larut oleh air saat si Keledai bangkit dan naik ke daratan ia merasakan karung yang ada di punggungnya menjadi sangat ringan dari sebelumnya melihat hal itu Abu Nawas merasa kesal dengan ulah keledainya dasar keledai bodoh garamku menjadi habis larut oleh air sungai kata Abu Nawas geram Abu Nawas pun pulang tanpa membawa garam yang sudah dibelinya esok harinya Abu Nawas kembali ke pasar untuk membeli garam seperti biasa garam tersebut diletakkan di atas punggung keledainya saat dalam perjalanan pulang si Keledai berkata dalam hati tak lama lagi akan ada sungai di depan sana ketika sampai di depan Sungai si Keledai segera menceburkan dirinya dengan sengaja tentu saja sekarung garam yang ada di punggungnya menjadi larut oleh air dan bebannya menjadi ringan asyik bebanku terasa ringan kata si Keledai bahagia mengetahui keledainya melakukan hal itu dengan sengaja Abu Nawas pun menjadi marah dasar keledai malas bentak Abu Nawas hari berikutnya Abu Nawas kembali ke pasar bersama keledainya tapi kali ini yang dibeli bukanlah garam melainkan sekarung kapas Abu Nawas lalu menuntun si Keledai berjalan melintasi panasnya terik matahari bebannya ringan sekali tidak seperti kemarin kalau aku ceburkan ke sungai pasti akan lebih ringan pikir si Keledai ketika mereka sampai di depan Sungai tanpa pikir panjang si Keledai langsung menceburkan diri 

namun apa yang terjadi muatannya menjadi berat sekali rupanya kapas itu menyerap air dan menjadi seberat batu mau tidak mau si Keledai harus terus berjalan dengan beban yang ada di punggungnya keledai berjalan sempoyongan di bawah panasnya terik matahari sementara Abu Nawas yang berjalan di sampingnya tertawa sambil mengejeknya dalam hati rasain kamu dasar keledai malas keesokan harinya Abu Nawas balik lagi ke pasar untuk membeli sekarung garam tapi kali ini si Keledai tidak berani untuk menceburkan dirinya ke sungai ia khawatir bebannya justru akan menjadi lebih berat seperti yang dialaminya kemarin dan pada akhirnya Abu Nawas pun berhasil membawa sekarung garam ke rumahnya cerita berikutnya dikisahkan ada seorang pemuda Yahudi yang suka meminum Arab saking kecanduannya baik siang maupun malam ia selalu mendengar minuman keras suatu hari saat bulan puasa si Pemuda menenggak arak di bawah pepohonan yang jaraknya tak jauh dari masjid Padahal di bulan tersebut terdapat suatu larangan untuk tidak meminum minuman keras kemudian seorang sufi yang hendak berangkat salat ke Masjid melihat si Pemuda Tengah mabuk berat ia kemudian singgah dan menyapa Pemuda tersebut assalamualaikum Siapa sang Sufi Waalaikumsalam kemarilah Tuan duduk dan temani aku disini kata si pemuda di bawah pepohonan Apa kamu tidak malu meminum arak pada hari yang suci ini bentak sang Sufi tapi si Pemuda seolah tidak peduli ia malah mengalihkan pembicaraan Lihatlah Tuhan betapa Tuhan menciptakan keindahan berupa pohon yang teduh dan air 

mancur yang mengalir Apakah nanti di akhirat kita tidak dibilang menyia-nyiakan keindahan ini karena tidak mau menikmatinya si Pemuda lalu merayu sang Sufi untuk meminum arak bersamanya tentu saja ajakan tersebut ditolaknya mentah-mentah sang Sufi semakin emosi kepada si Pemuda sehingga terjadilah perdebatan yang cukup lama Setelah perdebatan tersebut entah bagaimana ceritanya sang Sufi akhirnya tergoda untuk mencicipi meminum arak satu kali Tetapi setelah tekukan pertama ia kembali ingin meminumnya Kejadian ini berulang-ulang dan akhirnya ia pun mabuk bersama si Pemuda mereka berdua mabuk-mabukan sampai hari menjelang malam tidak lama kemudian beberapa prajurit kerajaan yang sedang tugas patroli mendapati mereka berdua telah mabuk berat keduanya pun segera ditangkap dan diseret ke pengadilan sesampainya di ruang pengadilan Tuan Hakim terkejut Bukan main melihat sang Sufi tertangkap karena mabuk Apa kamu tidak malu dengan jubahmu Bukankah kamu seorang imam masjid bentak sang Hakim dengan penuh emosi Tuhan Hakim perintahkan pengawal untuk menyeret sang Sufi 

dijebloskan ke dalam penjara Lalu siapa kamu tanya Tuan Hakim kepada si Pemuda si Pemuda lantas memberitahu kepada tuan Hakim siapa namanya dan Apa agamanya Oh jadi kamu seorang Yahudi Kalau begitu kamu bukan muslim maka kamu saya bebaskan ujar Tuan Hakim mendengar keputusan tersebut sontak si pemuda merasa bahagia karena tidak mendapatkan hukuman namun si pemuda merasa kasihan dengan nasib sang Sufi kemudian ia berkata kepada tuan Hakim Tuan Hakim apakah Tuan bersedia Apabila saya memeluk Islam tanya si Pemuda Oh tentu saja Jawab Tuan Hakim antusias lalu kalau saya sudah masuk islam apakah perbuatan saya sekarang akan mendapatkan hukuman tanya si Pemuda Tentu saja tidak wahai anak muda karena perbuatanmu sekarang kamu lakukan sebelum kamu masuk Islam tapi kalau kamu sudah masuk Islam dan masih mabuk-mabukan kamu akan mendapatkan hukuman kata tuan hakim menjelaskan Baiklah Tuan Hakim Saya bersedia masuk Islam tapi saya minta satu syarat ucap si Pemuda Apa syaratnya tanya Tuan Hakim apabila Tuan Hakim bersedia membebaskan Sang Sufi Saya bersedia untuk menjadi muslim jawab si Pemuda Tuan Hakim pun menyetujui syarat tersebut 

kemudian Tuan Hakim memerintahkan si pemuda untuk mengucapkan dua kalimat syahadat setelah proses menjadi muslim selesai si Pemuda pun dipertemukan kembali dengan sang sufi yang telah bebas dalam perjalanan pulang si Pemuda memulai percakapannya luar biasa agamamu itu ujar si Pemuda Apa maksudmu tanya sang Sufi tak mengerti mula-mula Saya adalah orang Yahudi dan saya berhasil menyelamatkan diri saya sendiri kemudian saya menjadi muslim dan saya berhasil menyelamatkanmu kawan jawab si Pemuda mengakhiri cerita berikutnya sudah bertahun-tahun Baginda Raja Harun Al Rasyid sangat ingin sekali mengalahkan Abu Nawas Namun semua perangkap yang selama ini dibuat dengan mudahnya di atasi oleh Abu Nawas itu karena kecerdikannya yang luar biasa akan tetapi Baginda Raja tidak putus asa ia masih mempunyai banyak tipu muslihat lain untuk menjerat Abu Nawas hingga Pada suatu hari Baginda Raja mengajak para menterinya untuk berendam di kolam khusus kerajaan di tengah asyiknya mereka berendam tiba-tiba terbersih di benak Baginda Raja akan sebuah jebakan Baginda Raja lalu berkata kepada para menterinya aku mendapatkan ide untuk menjebak Abu Nawas para menteri yang sedang ikut berendam spontan penasaran dengan ide sang raja Apakah itu akibat duka yang mulia tanya salah seorang menteri Kalian tidak perlu tahu 

dulu besok akan aku undang Abu Nawas untuk mandi bersama di sini aku hanya menghendaki kalian supaya datang lebih awal sebelum Abu Nawas dan jangan lupa masing-masing dari kalian harus membawa sebutir telur tapi jangan sampai ketahuan Abu Nawas kata Baginda Raja mengarahkan setelah rencana disusun dengan matang maka pada keesokan harinya dipanggillah Abu Nawas ke istana singkat cerita datanglah Abu Nawas menghadap Baginda Raja Tapi saat ia masuk ke dalam istana Abu Nawas tak mendapati Baginda Raja duduk di singgasananya hai pengawal kemana Paduka yang mulia tanya Abu Nawas kepada salah satu pengawal Paduka sedang berendam di kolam katanya Tuan Abu sudah ditunggu Mari saya antar ke sana Jawab si Pengawal setelah Abu Nawas diantar ke lokasi Kolam kerajaan ternyata para menteri juga sedang berendam bersama Baginda Raja melihat Abu Nawas sudah datang Baginda Raja langsung memanggilnya Hai Abu Nawas kemarilah Ayo mandi bersama kami ajak Baginda Raja Abu Nawas tak kuasa menolak ajakan Baginda Raja Ia pun langsung membuka baju dan celananya dan ikut berendam di kolam Kamu kenapa terlihat gugup Abu Nawas kamu takut air tanya Baginda Raja tidak Paduka yang mulia saya sama sekali tidak takut air justru saya adalah perenang yang handal balas Abu Nawas Wah hebat sekali kau Abu Nawas Kau pasti pandai berenang seperti bebek Puji Baginda Raja bebek pandai berenang itu karena saya yang 

melatihnya Paduka jeletuk Abu Nawas spontan Baginda Raja dan para menterinya tertawa terpingkal-pingkal itulah yang saya suka darimu Abu Nawas kamu selalu membuat kami ceria kata Baginda Raja sambil terus tertawa wahai Abu Nawas segala sesuatu yang mustahil bila Allah menghendaki Apakah bisa menjadi nyata tanya Baginda Raja tentu saja bisa Paduka jawab Abu Nawas jadi kalau Allah menghendaki manusia bisa bertelur maka itu bisa menjadi kenyataan pancing Baginda Raja kalau Allah sudah berkehendak tidak ada yang mustahil Paduka sahut Abu Nawas rupanya tanpa Abu Nawas sadari ia mulai masuk ke dalam jebakan Baginda Raja atas beberapa pertanyaan yang telah diajukan Kebetulan sekali Abu Nawas Saya mengundangmu kemari karena saya juga ingin mengajakmu ikut sebuah permainan tutur Baginda Raja permainan permainan apa Paduka tanya Abu Nawas mulai curiga Tadi kan kamu menjelaskan kalau Allah menghendaki manusia pun bisa bertelur maka dari itu saya juga ingin merasakan bagaimana rasanya bertelur dan pada permainan kali ini masing-masing dari kita menyelam ke dalam kolam beberapa saat Setelah itu kita 

tunjukkan telur kita bagi siapa saja yang tidak bisa bertelur maka harus dihukum kata Baginda Raja memberitahu Mendengar hal itu wajah Abu Nawas mendadak pucat seketika jebakan Baginda Raja Kali ini benar-benar penuh perhitungan dan persiapan yang cukup matang sehingga tak ada celah bagi Abu Nawas untuk mengakali jebakan tersebut Abu Nawas Hanya bisa pasrah dirinya merasa tak akan bisa lolos dari jebakan Baginda Raja Kali ini melihat wajah Abu Nawas Murung membuat Baginda Raja tersenyum puas kali ini Kau pasti akan kalah Abu Nawas kata Baginda Raja dalam hati Nah sekarang apalagi yang kita tunggu ayo kita menyelam Lalu naik ke atas sambil menunjukkan telur kita masing-masing perintah Baginda Raja Baginda Raja dan para menteri mulai menyelam kemudian naik ke atas satu persatu dengan membawa sebutir telur ayam sementara Abu Nawas masih dalam keadaan menyelam di saat itulah otak Abu Nawas terus bekerja mencari cara agar bisa lolos dari jebakan karena dadanya mulai terasa sesak Abu Nawas cepat-cepat muncul ke permukaan dan naik ke atas saat itu Abu Nawas tidak menunjukkan telur ayam seperti halnya Baginda Raja dan para menterinya sebab Ia sama sekali tidak mempersiapkannya beda dengan Baginda Raja dan para menteri mereka memang sudah mempersiapkannya dari awal Baginda Raja pun kemudian langsung mendekati Abu Nawas 


Hai Abu Nawas mana telur kamu tanya Baginda Raja bukan Abu Nawas namanya kalau tidak bisa mengatasi perangkap Baginda Raja ampun Paduka yang mulia tadi pada katanya apa Bisa diulangi tinta Abu Nawas kami semua sudah menunjukkan telurnya sebagai bukti bahwa kami bisa bertelur sekarang mana telurmu tanya Baginda Raja ditanya demikian tiba-tiba Abu Nawas bertingkah layaknya ayam jantan mulutnya mengeluarkan suara berkokok yang terdengar sangat keras hal ini membuat para menteri merasa heran setelah Abu Nawas selesai berkokok Ia pun menjawab pertanyaan Baginda Raja ampun Paduka yang mulia hamba tidak bisa bertelur seperti Paduka raja dan para menteri mendengar jawaban Abu Nawas Baginda Raja merasa jebakannya kali ini benar-benar berhasil Kalau begitu Kau harus dihukum Abu Nawas kata Baginda Raja dengan bangganya Tunggu dulu wahai Paduka ujar Abu Nawas memohon apalagi Abu Nawas tanya Baginda Raja tidak sabar Paduka yang mulia sebelumnya ijinkan saya membela diri sebenarnya kalau hamba mau bertelur hamba tentu mampu tetapi hamba merasa harus jadi ayam jantan dengan begitu Sayalah yang mengawini kalian hingga kalian bisa bertelur Apakah Paduka tidak malu bisa bertelur tapi tidak tahu siapa yang mengawini tutur Abu Nawas 


penjelasan Abu Nawas tersebut membuat Baginda Raja tidak bisa berkata apa-apa wajah Baginda dan para menteri yang semula cerah dengan kemenangan kini mendadak berubah menjadi merah padam karena merasa malu sebab secara tidak langsung mereka dianggap ayam betina sedangkan Abu Nawas adalah satu-satunya ayam jantan tak kuasa menahan malu berkepanjangan Baginda Raja segera mengenakan pakaiannya dan meninggalkan kolam dengan perasaan dongkol cerita berikutnya dikisahkan Abu Nawas mempunyai tetangga seorang atheis ateis adalah suatu keyakinan yang tidak mempercayai adanya Tuhan Meskipun demikian Abu Nawas tetap menghormati tetangganya itu apabila Abu Nawas mendapatkan rezeki yang berlebih ia tak lupa membagikannya kepada para tetangga termasuk tetangganya yang atheis begitu pula dengan orang atheis tersebut apabila ia mendapatkan rezeki yang banyak Ia juga membagikannya kepada Abu Nawas keduanya hidup rukun dan saling menghormati meskipun keyakinan mereka berdua tentang Tuhan sangat bertolak belakang Namun ada satu hal yang membuat tetangga ateis ini tidak suka dengan perilaku Abu Nawas setiap orang atheis ini akan berangkat kerja Abu Nawas 


selalu berkata padanya Alhamdulillah Wa Ta'ala dirinya melintas tepat di depan rumah Abu Nawas sebenarnya ucapan tersebut bukan untuk mengolok-olok dirinya selaku atheis karena Abu Nawas selalu mengatakan Alhamdulillah kepada siapapun yang lewat di depan rumahnya dan memang sudah kebiasaan Abu Nawas seperti itu setiap paginya lama-kelamaan tetangga ateis ini merasa risih dan terganggu dengan ucapan tersebut suatu pagi saat ia hendak berangkat kerja ia mendapati Abu Nawas sudah duduk di depan rumah saat dirinya melintas tepat di depan Abu Nawas sambil tersenyum kepadanya Abu Nawas mengatakan Alhamdulillah marahlah tetangga ateis ini tidak ada Tuhan teriaknya dengan mata melotot Abu Nawas sontak terkejut melihat tetangganya yang tiba-tiba marah Hai kawan Kenapa kau begitu emosi Apa salah saya tanya Abu Nawas heran Aku tidak suka dengan ucapanmu Jangan ucapkan kata-kata itu di depanku bentak orang atheis tersebut karena tak ingin ribut dengan tetangganya Abu Nawas memilih untuk mengalah Baiklah kawan saya tidak akan mengulanginya ucap Abu Nawas akibat kejadian itu hubungan akrab mereka berdua menjadi renggang sebenarnya Abu Nawas sudah berusaha untuk tetap menjalin silaturahmi 


Namun sepertinya tetangga artis tersebut Justru malah menjauhinya pada suatu malam Abu Nawas merasakan lapar yang amat sangat sedangkan dirinya tak punya uang sepeserpun untuk membeli makanan selepas shalat isya Abu Nawas berdoa ya Allah saya sedang mengalami masa yang sulit saya tidak punya uang juga tidak punya pekerjaan berilah saya Rizki ya Allah Malam ini saya sangat lapar saya membutuhkan makanan ucap Abu Nawas dalam doanya rupanya doa Abu Nawas ini didengar oleh tetangganya yang ateis maka munculah ide usir di benaknya aku akan mengerjai Abu Nawas sekaligus membuktikan bahwa Tuhannya tidak bisa memberinya makanan pikir tetangga ateis tersebut kemudian tetangga artis itu pergi ke warung untuk membeli beberapa Potong Roti roti tersebut Lalu dimasukkan ke dalam kantong yang besar tak lupa Ia juga menyelipkan kertas Di dalamnya dimana kertas itu terdapat tulisan yang berbunyi ini bukan dari Tuhanmu ini dari tetanggamu yang atheis sepulangnya dari warung ia meletakkan kantong besar tersebut tepat di depan pintu rumah Abu Nawas tetangga ateis itu lalu mengetuk pintunya dan langsung bersembunyi di balik semak-semak ia penasaran ingin tahu apa reaksi Abu Nawas ketika menerima hadiah darinya sementara Abu Nawas yang sedang khusu 

berdoa segera menghentikan doanya karena ia mendengar pintu rumahnya diketuk saat Abu Nawas membuka pintu ia terkejut melihat ada kantong besar di depannya Karena penasaran ia segera membuka kantong tersebut setelah dibuka Ternyata isinya beberapa roti yang lezat Abu Nawas langsung bersujud sebagai tanda rasa syukurnya Alhamdulillah ya Allah ucap Abu Nawas setengah teriak namun tiba-tiba ia ditakdirkan oleh secarik kertas yang berada diantara tumpukan roti begitu ia mengambil dan membacanya ternyata kertas tersebut bertuliskan ini bukan dari Tuhanmu ini dari tetanggamu yang atheis sejenak Abu Nawas terdiam dia pasti sedang mengawasiku dari suatu tempat dia mencoba menggoda keyakinanku pikir Abu Nawas dengan suara lantang Abu Nawas berteriak Terima kasih ya Allah engkau telah mengirimiku makanan melalui setan dan setan itu pula yang membayar semua makanan ini tetangga artis tersebut tentu saja Menjadi Kecewa ia tak menyangka disebut setan oleh Abu Nawas Dasar kurang ajar bukannya berterima kasih padaku tapi justru berterima kasih kepada Tuhannya malah aku disebut sebagai setan kerudungnya dalam hati sampai disini dulu perjumpaan kita Semoga anda terhibur wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama

Iklan In-Feed (homepage)